Jumat, 24 Juni 2016

Musuh Alami Hama Padi Jenis Patogen


Dalam pengendalian hama secara terpadu (PHT) aplikasi pestisida adalah jalan terakhir yang akan ditempuh jika komponen pengendalian lain tidak dapat membantu. Sebelum menggunaka pestisida untuk mengendalikan hama, petani perlu mengetahui terlebih dahulu perbedaan antara serangga hama dan musuh alami efektivitas musuh alami sebagai pengendali hama padi bergantung pada populasi selain lokasi, waktu, dan paraktek budi daya tanaman.
Keseimbangan alami antara serangga hama dan musuh alaminya antara serangga hama dam musuh alaminya sering diganggu oleh penggunaan racun serangga yang tidak tepat. Meskipun dalam keadaan tertentu insektisida masih kita perlukan, namun penggunaannya harus secara bijaksana agar dapat menyelamatkan dan melestarikan kehidupan alami yang sangat peka teresebut.

Selasa, 21 Juni 2016

Musuh Alami Hama Padi Jenis Predator (Pemangsa)



Kalau kita amati di pertanaman padi, banyak kita jumpai beranekaragam jenis serangga, ada belalang, wereng, capung, katak, keper, ulat, laba-laba dan lain sebagainya. Apakah semua serangga-serangga tersebut merupakan hama bagi tanaman padi? nah... ini mungkin yang perlu dipahami oleh rekan-rekan petani kita. Karena dari beberapa pengalaman, jika kelihatan ada belalang di tanaman padi nya, rekan petani kita sudah buru-buru membeli insektisida untuk membasminya. Memang, setelah kita semprot dengan insektisida, sepertinya rasanya plong, puas,... (pasti gak ada lagi belalang nih...). Namun, pernahkah kita mengamati setelah penyemprotan kalo belalang tadi telah mati kena semprot kita?

Hama mempunyai kemampuan berkembang biak yang tinggi guna mengimbangi adanya tingkat kematian tinggi  pula dalam mengahadapi alam. Misalnya satu induk wereng batang coklat padi sebtulnya dapat menghasilkan banyak keturunan, tetapi karena bekerjanya predator sehingga hanya 1 atau 2 dewasa yanga dapat hidup setelah satu generasi. Bukanlah sesuatu yang luar biasa bila terjadi mortalitas sebesar 98-99%. Kalau tidak demikian, tingkat kepadatan hama akan terjadi ledakan.

Kamis, 09 Juni 2016

Insektisida Biologi Pengendali Kutu Tanaman



Mungkin topik ini sudah banyak petani yang mengetahuinya, namun tidak ada salahnya saya menulis kembali sekedar mengingat kembali tentang pengendalian kutu pada tanaman. Hama golongan kutu tanaman menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan tanaman baik di daun dan batang tanaman. Karena hisapan ini maka akan menyebabkan tanaman tidak bisa tumbuh normal, kadang daun keriting, daun melengkung, batang bengkok, titik tumbuh mati, daun berubah warna dan bunga menjadi rontok. Pada tanaman padi jika terserang hama penghisap seperti wereng akan menyebabkan padi kuning dan menurunnya produksi,  jika serangan parah tak terkendali menyebabkan daun padi kering seperti terbakar dan mengakibatkan puso (gagal panen).

Banyak sekali jenis hama kutu tanaman seperti kutu kebul, trips, tungau, apids, mizus dll. Cuma yang jadi permasalahan bahwa hama tungau adalah bukan dari jenis serangga selain itu dan mempunyai ukuran yang sangat kecil sehingga sulit dilihat dengan kasat mata (mata telanjang) apalagi mata tua.

Jumat, 03 Juni 2016

Fungsi S (Sulfur) atau Belerang pada Tanaman


Sebagian rekan petani kita masih fanatik dengan penggunaan salah satu jenis pupuk saja, yaitu urea, yang hanya mengandung unsure N saja. Padahal tanaman padi juga membutuhkan unsur-unsur yang lain misalnya S atau belerang. Kebutuhan belerang bagi tanaman kurang lebih sama dengan phosphor. Penggunaan pupuk N, P dan K yang selama ini tidak mengandung belerang seperti Urea, TSP (1-2%) dan KCL. Padahal terjadi kekurangan belerang dapat disebabkan oleh pemupukan yang bebas belerang atau mengandung S sangat sedikit. Penanaman tebu dan varietas padi yang berpotensi berproduksi tinggi menyerap belerang dalam jumlah yang lebih besar. Bahkan praktek pertanaman intensif dan pola tanam ganda yang memerlukan suplai S yang lebih besar, pada gilirannya menyebabkan kekurangan unsure tersebut. Faktor lainnya ialah akibat digunakannya sisa tanaman seperti jerami untuk makanan ternak dan bahan baku industri, turunnya penggunaan pestisida yang mengandung S, turunnya cadangan S tanah karena pencucian, terutama sulfat (SO4 ) oleh air hujan. Sulfur terdapat di dalam tanaman dalam bentuk protein, sulfat dan senyawa yang mudah menguap (S-glukosida). Karena pemberian pupuk S ke dalam tanah dapat meningkatkan kandungan protein hasil panen. Di samping sebagai komponen protein, sulfur berperan pada perkembangan klorofil, walaupun bukan komponen klorofil. Tanaman yang menderita kekurangan sulfur memperlihatkan warna daun yang pucat kekuning-kuningan. Selain itu Produksi protein tanaman menurun, pertumbuhan sel tanaman kurang aktif.Terjadi penimbunana amida bebas dan asam amino sampai batas yang berbahaya bagi tanaman, terjadi kerusakan aktifitas fisiologis dan mudah tererang hama dan penyakit.