Senin, 24 Desember 2012

Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)

        
Salah satu tanaman obat Indonesia yang sangat berkhasiat adalah Tanaman Kumis Kucing, dinamakan tanaman kumis kucing karena pada bagian bunga ada yang menyerupai kumis hewan piaraan yaitu kucing.

Sinonim
Nama Latin Orthosiphon longiflorum, Orthosiphongrandiflorus Bold., Orthosiphon stamineus Benth.
Nama Daerah Remujung, Sesalaseyan, Soengot koceng

Klasifikasi
Bangsa : Labiales
Suku : Labiateae / Lamiaceae
Marga : Orthosiphon
Jenis : Orthosiphon aristatus (B1.)Miq)

Bagian yang dipakai
: seluruh bagian tumbuhan, basah atau kering (dianginkan dahulu, lalu dijemur di panas matahari)

Kegunaan : infeksi kandung kemih dan batu dalam kandung kemih, kencing batu, batu kantung empedu, encok, bengkak kandung kemih, infeksi saluran kencing, keputihan.







TEKNIK BUDIDAYA BUAH NAGA

Buah Naga atau Dragon fruit termasuk famili Cactaceae (kaktus) merupakan salah satu tanaman buah yang berkhasiat obat dan mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Keunukan tanaman buah naga adalah pada saat penyerbukan cenderung terjadi pada malam hari serta bentuk buahnya yang seperti kepala naga.


SYARAT TUMBUH
  • Buah Naga atau Dragon Fruit tumbuh baik dalam keadaan sinar matahari langsung (intensitas cahaya matahari 70-80 %,
  • Curah hujan 60 mm/bln atau 720 mm/th. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman buah naga akan maksimal pada ketinggian 0 - 350 meter dpl;
  • Tanah dalam keadaan porositas tinggi;
  • Suhu udara yang ideal bagi tanaman 26-36°C dan kelembaban 70-90%;
  • Derajat keasaman tanah bersifat alkalis 6,5-7

Minggu, 23 Desember 2012

PENGENDALIAN PENYAKIT BLAST

Penyakit blas yang disebabkan cendawan Pyricularia grisea kendala utama pertanaman padi gogo, daerah pasang surut dan rawa. Daerah endemiknya berada di Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Jawa Barat (Sukabumi). Khususnya blas leher, menjadi tantangan yang lebih serius karena banyak ditemukan pada beberapa varietas padi sawah di Jawa Barat (Sukabumi, Kuningan), Lampung (Tulang Bawang, Lampung Tengah) dan Sulawesi Selatan
Serangan blas daun yang tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan anakan produktif yang menyebabkan malai kecil dengan sedikit gabah bahkan dapat menyebabkan seluruh tanaman mati sebelum berbunga. Serangannya dapat menurunkan hasil secara langsung karena leher malai busuk dan patah sehinggapengisian terganggu dan bulir padi menjadi hampa.

Sabtu, 22 Desember 2012

PENGENDALIAN HAMA-PENYAKIT JAGUNG

Kali ini saya akan menulis tentang Pengendalian Hama dan Penyakit pada Jagung secara terpadu yang merupakan program nasional untuk menciptakan landasan bagi pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. PHT, adalah upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan dengan menggunakan satu atau lebih dari berbagai teknik pengendalian yang dikembangkan dalam satu kesatuan, untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan lingkungan hidup.
Tujuan kegiatan pengendalian hama penyakit pada tanaman jagung adalah :
  • Untuk mengantisipasi dan menghindari terjadinya serangan hama penyakit yang akan menurunkan hasil produksi atau terjadinya kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan usahatani budidaya jagung.
  • Untuk menjaga agar pertumbuhan tanaman tetap sehat.
  • Untuk menghindari pemakaian obat-obatan atau pestisida yang kurang efektif, yang akan menurunkan mutu produksi karena pengaruh residu pestisida.
  • Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan pengendalian hama penyakit tanaman secara terpadu di tingkat lapangan usaha tani.

Sabtu, 11 Agustus 2012

PEMBUATAN TEPUNG CASSAVA

Tepung cassava merupakan produk lanjutan dari bahan ubi kayu (singkong) yang berbentuk tepung berwarna putih bersih. Tepung cassava dapat digunakan sebagai substitusi /mengurangi penggunaan tepung terigu karena mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi disbanding produk asalnya. Tepung cassava dapat diolah menjadi berbagai produk olahan misalnya mie ubi kayu, tiwul instan, aneka macam kue ubi kayu serta dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama asalkan dapat mempertahankan kandungan air dalam produk konstan ≤ 14 % Berbeda dengan tapioca yang merupakan pati dari singkong, tepung cassava adalah hasil penepungan semua komponen yang ada pada singkong (bukan hanya pati)

 Kandungan gizi ubi kayu (per 100 gram bahan) ;
KOMPONENKADAR
Kalori 146,00 kal
Air 62,50 gr
Phosphor 40,00 mg
Karbohidrat 34,00 gr
Kalsium 33,00 mg
Vitamin C 30,00 mg
Protein 1,20 gr
Besi 0,70 mg
Lemak 0,30 gr
Vitamin B1 0,06 mg
Berat dapat dimakan 75,00
Sumber : BBPP Ketindan Lawang 2010

 Bahan dan Alat
Bahan :
1. Singkong
2. Natrium meta bisulfit

 Alat :
1. Penyawut
2. Baskom besar
3. Tampah
4. Kain saring

 CARA MEMBUAT
 Proses pembuatan tepung cassava sangatlah mudah dan murah, adapun prosesnya sebagai berikut :
 - Ubi kayu/singkong dikupas,dicuci sampai bersih kemudian dilakukan penyawutan
 - Penyawutan dapat dilakukan secara manual maupun secara mekanis dengan mesin penyawut,  kemudian dibungkus dengan kain saring dan dilakukan pengepresan atau dilakukan dengan membebani alat pemberat misalnya batu atau kayu. Hal ini untuk mempermudah dan mempercepat pengeringan cassava.
- Bila ingin memperoleh tepung cassava yang berkualitas baik dengan tingkat keputihan yang tinggi hasil penyawutan dapat direndam dengan larutan Natrium meta bisulfit 0,1 % selama 30 menit, kemudian diangkat dan dilakukan pengepresan seperti di atas.
 Perlu diketahui air hasil pengepresan jangan dibuang karena mengandung pati dan dapat diambil patinya untuk dikembalikan atau dicampur dengan simplisia cassava.

 Singkong  
 Pengupasan
                                              Air             Pencucian 
 
Penyawutan 
             Natrium beta bisulfit 0,1 %     Perendaman
 (30 mnt) 

Pengepresan 
 

 Penjemuran 

Tepung cassava



Itulah cara pembuatan tepung cassava, semoga dapat berguna untuk para pengunjung.

Sabtu, 28 Juli 2012

AMONISASI JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

    

Limbah pertanian terutama jerami padi tersedia cukup banyak sepanjang tahun sehabis panen, belakangan ini jerami mulai dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya sebagai media tumbuh jamur, sebagai bahan pupuk bokhasi, namun sebagian kecil saja yang dimanfaatkan sebagai makanan ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing/domba) terutama dimusim kemarau. Hal ini dapat dimengerti karena jerami padi miskin akan kandungan zat-zat makanan, serat kasarnya tinggi dan daya cernanya rendah. Dengan amoniasi jerami padi sebagai makanan ternak ruminansia dapat memberikan keuntungan yaitu mutu jerami meningkat terutama kandungan protein dan daya cernanya

CARA MEMBUAT AMONIA JERAMI PADI
Bahan :
Jerami padi              100 kg
Urea                           12 kg
Air                            200 kg
Plastik ½ rol              1,5 kg

Alat yang Digunakan :
Ember                          1 buah
Gembor 10 liter           1 buah
Timbangan Gantung    1 buah
Tali raffia                     1 buah

 LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN AMONIA JERAMI
 1. Pilih tempat yang datar seluas 2,5 X 3 meter.
 2. Tebar plastic dengan ukuran 3/2 dan panjang 3 meter di atas tempat yang datar.
 3. Timbang jerami sebanyak 50 kg dan tebarkan di atas plastic secara merata.
 4. Ambil air sebanyak 40 liter dalam 4 gembor dan siramkan secara merata di atas jerami padi.
 5. Timbang Urea sebanyak 3 kg dan larutkan kedalam 10 liter air.
 6. Semprotkan secara merata larutan urea di atas jerami
 7. Ulangi langkah ke 3-6 sampai jumlah jerami mencapai 200 kg.
 8. Tutup tumpukan jerami rapat-rapat dengan plastic, dengan tikar-tikar bekas atau jerami yang tidak terpakai.

 PEMBERIAN JERAMI AWETAN PADA TERNAK RUMINANSIA

Waktu membuka tumpukan
1. Tumpukan jerami padi boleh dibuka setelah 3-4 minggu (tidak boleh membuka sebelum waktunya)
2. Pengambilan secara sebagian-sebagian, membuka tumpukan dimulai dari salah satu sisi dengan mengangkat lapisan plastic ke samping dan setelah pengambilan jerami tutup kembali lapisan plastic dengan baik.

Waktu dan Jumlah Pemberian Kepada Ternak
1. Jerami awetan sebaiknya diangin-anginkan dulu kurang lebih 3 jam atau dijemur sebentar dibawah sinar matahari.
 2. Jerami awetan sebaiknya diberikan ternak sudah tidak berbau ammonia
3. Jumlah yang diberikan kepada ternak 6-7 kg jerami padi awetan pada ternak sapi (atau 50% kebutuhan bahan kering)

 Kebutuhan Jerami Awetan Untuk berbagai Ukuran Pemilikan Ternak
Jumlah Ternak (ekor)Jerami Awetan (kg)Urea (kg)Air (kg)Luas Tempat (m²)Tenaga Kerja (orang X Jam)
1 200 12 200 2 X 3 4 X 1
2 400 24 400 3 X 4 4 X 2
4 750 45 750 4 X 5 4 X 4
8 1.500 90 1.500 5 X 7 8 X 4
10 1.850 111 1.850 6 X 8 10 X 4
Keterangan :
 1. Perkiraan jumlah yang dimakan 6 kg/ekor/hari.
 2. Urea yang diberikan adalah 6% dari jumlah jerami yang diawetkan
 3. Air yang disiramkan berbanding 1 : 1 dengan yang diawetkan
4. Untuk jerami yang lebih dari 700-800 kg, tenaga kerja yang dibutuhkan lebih dari 4 orang dalam ½ hari kerja

Komposisi kimia dari jerami padi biasa dan Jerami Padi yang Diawetkan
Komposisi KimiaJerami Padi Biasa Jerami Padi Amonisasi
Bahan Kering 88,90 88,70
Protein Kasar 4,94 7,66
Abu 13,26 12,34
Serat Kasar 36,38 38,97
Lemak 3,17 2,42
N.F.E (Nitrogen Free Extact) 31,13 27,33
Sumber : Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kab. Pasuruan

Kamis, 31 Mei 2012

Teknologi Top Working pada Tanaman Mangga


Salah satu cara untuk memperbaiki sifat-sifat yang dimiliki buah yaitu dengan Teknologi Top Working. Prinsip dari top working adalah memadukan antara batang yang sudah berwujud pohon dewasa dengan batang yang varietasnya lebih unggul tanpa harus mematikan /menebang tanaman.  Artinya teknologi top working dapat dimanfaatkan untuk mengganti varietas unggul yang lebih diminati konsumen dalam waktu yang singkat, tanpa perlu membongkar tanaman yang sudah ada. Teknologi top working diterapkan untuk tanaman yang tidak produktif, varietas kurang bagus, tanaman telah tua. Keuntungan dari top working yaitu dalam 2 tahun sejak sambung tanaman sudah berbuah. 
Prinsip Top Working
  • Memadukan batang bawah dewasa dengan batang atas
  • Diameter batang bawah 5 – 30 cm dengan batang atas bibit muda 0,5 – 10 cm
  • Sebelum dipotong, batang bawah dipupuk dengan urea 2 kg/pohon
  • Penyambungan dilakukan pada awal musim kemarau
Tahapan Top Working:
1. Penyiapan batang bawah
  • Pohon dipupuk urea 1 kg/ph pada bulan maret
  • Batang bawah dipilh yang berdiameter  ±15 cm
  • Pohon terlalu tuatidak dikehendaki tidak respon pupuk
2. Penyiapan Batang Atas/Entris
  • Entris diambil dari pohon induk yang sehat
  • Pohon induk sumber entries dipupuk NPK 3 kg/ph
  • Entris diambil dari pucuk yang daunnya telah berkembang
  • Entris cukup tua berdiameter 1,5 – 20 cm, ruas pendek
  • Panjang entries 10 – 15 cm, seluruh daun dibuang

3. Teknik Penyambungan
Teknik penyambungan menggunakan Sambung Tunas (Shoot Grafting)
  • Pohon mangga dipotong setinggi 1 m
  • Bekas potongan ditutup paraffin
  • 3 minggu setelah pemotongan tunas primer tumbuh
  • Cabang primer disisakan 3, lainnya dibuang
  • Cabang berumur 2 bulan dipotong 20 25 cm, dibelah sedalam 3 – 5 cm
  • Entris dipotong 10 – 15 cm, kedua sisi disayat, runcing “V”
  • Entris disisipkan kedalam celah cabang primer batang bawah
  • Sambungan diikat dengan plastic es dari bawah ke atas
  • Sisa tali disungkupkan  ke ujung entries
  • 21 hari setelah penyambungan entries tumbuh, sungkup dibuka

4. Pemeliharaan Pasca Top Working
  • Seleksi tunas primer ; disisakan 3 – 5 tunas yang tumbuh tegak dan terpencar
  • Membuang tunas liar : diluar tunas yang disambung / okulasi , semua tunas yang tumbuh segera dibuang secara periodic
  • Pengendalian hama/penyakit utama :
  • Hama penggerek batang : monokrothopos 1,5 cc/L
  • Kumbang badak/penggerek daun , dengan ditangkap
  • Kepik penghisap : insektisida lambung, ditangkap
  • Penyakit antraknose : fungisida Carbendazim
  • Pemangkasan frame : pola 1 x 3 x 3 x 3 = 27 cabang.  

Selamat Mencoba

Sabtu, 19 Mei 2012

Diabetes vs Daun Sambiloto

Indonesia mempunyai berbagai macam jenis tanaman obat, salah satunya adalah tanaman sambiloto Andrographis paniculata yang sudah terkenal ampuh untuk meredakan penyakit diabetes militus. Keampuhan sambiloto menurunkan kadar gula darah dikenal sejak nenek moyang kita. Sambiloto mempunyai kandungan zat pahit yang diyakini  mampu menetralkan rasa manis akibat kadar gula darah tinggi. Berikut ini saya sampaikan beberapa resep obat tradisional untuk mengobati penyakit diabetes. 

Resep 1.
Bahan :           
  •  7 lembar daun sambiloto 
  •  3 buah Belimbing wuluh
  •  1 buah Mentimun
Cara Pembuatan : Belimbing wuluh diiris tipis-tipis, mentimun diparut, Semua bahan direbus menjadi satu dengan 5 cangkir air, biarkan tinggal 4 cangkir.
Cara Penggunaan : Minum 3 – 4 kali sehari. Minumlah setiap hari, Insya Alloh berangsur-angsur kadar gula anda menurun.

Resep 2.
Bahan :           
  •  7 lembar daun sambiloto
  •  7 lembar daun kumis kucing
  •  6 cm batang brotowali
  •  3 gelas air
Cara Pembuatan :
Semua bahan dicuci dan dipotong-potong, kemudian direbus dalam 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Minum ramuannya setelah makan, sehari 2 kali sebanyak 1 gelas.

Senin, 14 Mei 2012

Budidaya Padi Hibrida

Sudah bertahun-tahun padi hibrida dikenal di Indonesia. Apa sebenarnya  padi hibrida? Hibrida adalah produk persilangan antara dua tetua padi yang berbeda secara genetik. Apabila tetua-tetua diseleksi secara tepat maka hibrida turunannya akan memiliki vigor dan daya hasil yang lebih tinggi daripada kedua tetua tersebut (IRRI, 2006).
Tahap-tahap budidaya padi hibrida :
1. Benih dan Persemaian 
1.1 Penggunaan Benih
  •   Benih padi hibrida dapat ditanam hanya satu kali tanam
  •   Setiap kali menanam harus menggunakan benih baru dan bersertifikat
  •   Penggunaan benih padi hibrida dianjurkan 15-20 kg/ha untuk sistem tanam tegel. Jika  menggunakan sistem tanam jajar legowo, kebutuhan benih lebih banyak 30% atau 4,5-6 kg/ha.
1.2. Persemaian
Persemaian dengan menggunakan sistem basah :
  • Lahan diolah dalam kondisi macak-macak, kemudian dibuat bedengan setinggi 5 cm. Lahan persemaian harus sudah siap paling lambat sehari sebelum sebar benih
  • Untuk setiap 1 kg benih dibutuhkan lahan persemaian seluas 20m² atau 300-400 m² untuk penanaman seluas 1 ha.
  • Selanjutnya benih direndam dalam larutan Tetramicin 20 ppm, selama 12-24 jam, kemudian ditiris di tempat yang aman hingga berkecambah 1 mm, kemudian disebar merata dengan kepadatan 1 kg benih per 20m² lahan atau setara dengan kepadatan sebar 50-75 gr/m².
  • Sehari sebelum sebar persemaian dipupuk 
  • Sehari setelah sebar hingga hari ketujuh, masukkan air pada pagi hari hingga ketinggian 5 cm dan keluarkan air pada sore hari. Kemudian pada hari kedelapan dan seterusnya ketinggian air dijaga 2-5 cm. 
  • Setelah bibit umur 15-18 hari stelah sebar atau setelah berhelai daun 5-6 helai bibit dipindah tanamkan dilahan penanaman 
2. Penyiapan Lahan 
Lahan sawah disiapkan paling lambat 15 hari sebelum tanam.
Pengolahan tanah dilakukan 2-3 kali.
  • Pengolahan I, tanah diolah/dibajak dalam keadaan macak-macak; 
  • Pengolahan II tanah diolah/dibajak dan digaru untuk melumpurkan dan meratakan lahan agar siap ditanami bibit padi. 
  • Pada Pengolahan tanah terakhir (III) diberikan pupuk kandang atau pupuk kompos jerami.
3. Penanaman dan Penyulaman Penanaman 
3.1. Penanaman
  • Penanaman dilakukan pada saat bibit berumur15-18 hari setelah sebar atau bibit telah berdaun 5-6 helai dengan sistem tanam pindah.
  • Menggunakan sistem tanam tegel dengan jarak tanam 20 x 20 cm (untuk lahan kurang subur), atau 23 x 23 cm dan 25 x 25 cm (untuk lahan subur)
  • Atau dengan sistem jajar legowo (20x12,5)cm X 40cm (untuk lahan kurang subur) atau (20 x 15) cm x 40 cm.
  • Tanam bibit pada kedalaman 2-3 cm dengan jumlah bibit yang ditanam 1 per lubang atau paling banyak 2 bibit perlubang.
 3.2. Penyulaman
 Untuk mendapatkan populasi maksimal, setelah tanam dilakukan penyulaman terhadap bibit yang tidak tumbuh/mati dengan bibit yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Penyulaman dilakukan maksimum satu minggu setelah tanam untuk mempertahankan populasi yang optimal.

4. Pemeliharaan Tanaman 
4.1. Pemupukan
Anjuran Pemupukan:
a. Pupuk Organik Pada pengolahan tanah III (terakhir), diberikan pupuk kandang 2-3 ton/ha atau bila menggunakan pupuk kompos jerami diberikan sekitar 5 ton/ha.
b. Pupuk Anorganik Dosis pemupukan urea 250-350 kg/ha, SP36 100 kg/ha dan KCL 75 kg/ha. Untuk mengetahui tambahan pupuk urea , sebaiknya menggunakan Bagan Warna Daun (BWD). Waktu dan cara Aplikasi Pupuk per Ha adalah :
  • Pemupukan I, umur 7-10 HST : 75-1(X) kg Urea + Seluruh Dosis SP36 + 2/3 Dosis KCL - Pemupukan II, umur 21-28 HST : 100 kg Urea 
  • Pemupukan III, umur 35-40 HST : 100 kg urea + 1/3 dosis KCL 
  • Pemupukan IV, apabila 10% dari populasi tanaman telah berbunga : 50 kg urea 
  • Pada daerah yang respon terhadap Sulfur (S) , pemupukan I Urea diganti ZA 100 kg/ha
  • Jika daerah tersebut sering menunjukkan gejala kekurangan Zn, dilakukan dengan pengeringan air secara berkala dan dipupuk ZnSO4 10-20 kg/ha bersamaan dengan pemupukan I 
  • Pemupukan dilakukan dengan cara menebar pupuk merata keseluruh areal tanaman.
  • Pada saat pemupukan dan 3 hari setelah pemupukan saluran pemasukan dan pembuangan air ditutup. 
4.2. Pengairan
Pengairan berselang (intermitten) difokuskan pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan hanya dilkukan di daerah yang pengairannya dapat diatur.
Cara pengairan berselang :
  • Sewaktu tanam bibit, lahan dalam kondisi macak-macak, Secara berangsur-angsur lahan diairi setinggi 2-5 cm hingga tanaman berumur 10 HST 
  • LAhan tidak diairi sampai 5-6 hari atau sampai permukaan tanah retak-retak selama 2 hari, kemudian diairi kembali setinggi 5-10 cm 
  • Mulai fase keluar bunga sampai 10 hari sebelum panen, lahan terus digenangi air setinggi 5 cm;
  • Lahan dikeringkan untuk mempercepat dan meratakan pemasakan gabah dan memudahkan panen. 
5. Pengendalian OPT5.1. Pengendalian Gulma
  • Penyiangan dilakukan dengan alat Landak atau osrok
  • Penyiangan I , dilakukan sedini mungkin, maksimal pada umur 18 HST (sebelum pemupukan II) 
  • Penyiangan II, dilakukan jika masih banyak gulma yang tumbuh, dilakukan pada umur 30 HST 
  • Penyiangan III, dilakukan jika masih banyak gulma yang tumbuh, dilakukan pada umur 50 HST
  • Rumput/gulma yang dicabut dibenamkan ke dalam tanah (untuk menambah bahan organik) 
5.2. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
  • Pengendalian HPT dilakukan secara periodik dan mengacu pada konsep HPT, dengan cara melakukan pengamatan tiap minggu, mulai dari persemaian hingga tanaman menjelang panen
  • Pada 3-5 hari sebelum menabur benih, dilakukan pengendalian hama tikus secara serempak
  • Hama yang perlu diwaspadai adalah : wereng coklat, penggerek batang, tikus dan walang sangit, sedangkan penyakit adalah Tungro, Hawar Daun Bakteri, Blast. 
  • Menjelang panen perlu waspada terhadap serangan burung emprit, dikendalikan secara manual dengan jaring 
6. Panen Dan Pasca Panen 
Saat panen yang tepat adalah waktu pemanenan pada saat yang tepat akan meningkatkan rendemen beras dan persentase beras kepala dan kegiatan yang dilakukan yaitu:
  •  Tanaman dipanen jika biji telah masak fisiologis atau apabila sekitar 90% malai telah menguning atau kadar air sekitar 18-20% 
  • Usahakan panen pada saat cuaca cerah dan kadar air gabah tidak terlalu tinggi 
  • Perontokkan dengan menggunakan power thresser 
  • Setelah dilakukan perontokkan, gabah harus segera dikeringkan agar diperoleh rendemen dan mutu beras baik
  • Penjemuran dilakukan di lantai jemur dengan ketebalan ±10 cm dan untuk mendapatkan kadar air yang rata, usahakan sesering mungkin dibalik sampai mencapai kadar air ±14-15% 
  • Sebelum digiling, biarkan gabah yang sudah kering dengan kadar air ±14-15% tersebut selama 24 jam
  • Apabila beras direncanakan akan disimpan dalam waktu yang lama, maka keringkan beras sampai kadar air mencapai ±11-12% 
Sumber : Litbang Deptan RI

Kamis, 03 Mei 2012

UJI COBA KE MENU

Posting ini hanya uji coba untuk mengetahui apakah label  yang saya buat sudah sesuai atau bisa masuk ke menu horizontal yang saya buat.