Senin, 02 Februari 2015

Teknik Budidaya Tanaman Padi


1.    Syarat Tumbuh
  • Curah hujan 600 - 1200 ml/bulan
  • Suhu terbaik 15 - 30 oC
  • Ketinggian tempat 0 - 1300 m dpl
  • Jenis tanah yang cocok; tanah merah (Latosol), tabah liat berpasir (Grumosol), dan tanah endapan (Aluvial).
2.    Persemaian
  • Tanah diolah atau dibajak dan dibiarkan dalam kondisi macak-macak. Setelah 7 hari dilakukan pengolahan kedua sekaligus membersihkan lahan dari tanaman padi yang tumbuh liar dan gulma.
  • Dibuat bedengan dengan ketinggian 5 - 10 cm, lebar 110 cm dan panjang sesuai dengan kebutuhan.
  • Tabur benih secara merata sebanyak 25 - 50 gram/m2. Sebelumnya benih direndam selama 24 jam kemudian diperam selama 24 jam.
  • Pupuk dengan Urea , SP36 dan KCL masing-masing 15 gram/m2.
3.    Pengolahan Lahan
  • Tanah dibajak kemudian dibiarkan 1 - 2 minggu.
  • Tanah digaru untuk melumpurkan dan meratakan tanah.
4.    Penanaman
  • Bibit yang ditanam berumur antara 15 - 21 hari. Jumlah bibit 2 - 3 batang per lubang.
  • Jarak tanam tergantung kondisi setempat, umumnya 20 X 20 cm; 25 X 25 cm; atau jajar legowo 2 :1; 4:1.
  • Bibit ditanam dengan kedalaman 1 - 2 cm.
  • Penyulaman dilakukan pada 7 hari setelah tanam.
5.    Pemupukan
  • Dosis pupuk per hektar secara umum adalah; N 90 -120 kg, P2O5 60 kg, K2O 50 kg, atau berdasarkan teknologi Bagan Warna Daun (BWG) dan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS).
  • Pupuk dasar diberikan sebelum tanam atau pada saat tanam, dengan dosis 1/3 bagian N, P2O5  dan K2O diberikan sekaligus.
  • Pupuk susulan pertama diberikan pada usia tanaman 2 minggu dengan dosis 1/3 bagian N.
  • Pupuk susulan kedua diberikan pada usia tanaman 2 minggu dengan dosis 1/3 bagian N.
6.    Pengairan
  • Sejak tanam hingga satu minggu kemudian, air perlu tersedia cukup untuk mendukung pertumbuhan akar tanaman dan anakan baru.
  • Menjelang pemupukan dilakukan pengeringan sampai keadaan macak-macak.
  • Fase primordia sampai fase bunting, lahan digenangi setinggi 5 cm untuk menekan pertumuhan anakan baru.
  • Selama masa bunting sampai fase berbunga, secara periodik lahan diairi dan dikeringkan.
  • Pada fase pengisian biji, ketinggian air dipertahankan sekitar 3 cm. Setelah fase pengisian biji, lahan diairi dan dikeringkan secara bergantian.
  • Seminggu menjelang panen, lahan mulai dikeringkan agar proses pematangan biji lebih cepat dan lahan tidak becek saat panen.
7.    Penyiangan
  • Penyiangan dilakukan paling sedikit 2 kali dengan menggunakan landak atau gasruk.
  • Penyiangan dilakukan menjelang pemupukan susulan pertama dan kedua.
8.    Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
  • Hama utama padi;  Tikus sawah, Wereng Coklat, Penggerek Batang Padi, dan Keong Mas.
  • Penyakit utama padi; Tungro dan Hawar Daun Bakteri.
  • Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara hayati, biopestisida, fisik dan mekanis serta pestisida kimia sesuai dengan anjuran.
9.    Panen
  •  Waktu panen yang tepat adalah saat biji masak fisiologis, yaitu sekitar 90 - 95 % malai telah menguning.
  • Gunakan alat potong (sabit bergerigi) yang tajam umtuk memperkecil tingkat kerontokan gabah saat panen.
  • Potong jerami sekitar 20 -  25 cm di atas permukaan tanah, kemudian diletakkan dan ditumpuk diatas alas terpal plastik atau goni bekas.
  • Padi yang sudah dipotong secepatnya dirontok menggunakan banting bertirai atau power tresher.

1 komentar:

  1. Artikel yang bagus...
    Semoga petani Indonesia segera beralih ke sistem pertanian organik. Jangan sampai negara kita dibanjiri oleh produk Beras Organik yang berasal dari negara2 tetangga seperti Thailand, Vietnam, India, Jepang dll. Padahal kalau dilihat secara kualitas dan rasa, produk dalam negeri tidak kalah bahkan lebih baik.

    BalasHapus