Selasa, 03 Maret 2015

Teknologi Budidaya Cabai



Cabai merah (Capsicum annuum) termasuk family Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang memiliki banyak manfaat, bernilai ekonomi tinggi dan mempunyai prospek pasar yang menarik.
Persyaratan Tumbuh
Cabai merah cocok dibudidayakan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, pada lahan sawah atau tegalan dengan ketinggian 0-1000 m dpl. Tanah yang baik untuk pertanaman cabai adalah yang berstruktur remah atau gembur, subur, kaya akan bahan organic, dengan pH tanah antara 6-7. Kandungan air tanah juga perlu diperhatikan. Hal tersebut berhubungan dengan tempat tumbuh tanaman cabai (sawah atau tegalan).  Tanaman cabai yang dibudidayakan di sawah sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan, sedangkan di tegalan ditanam pada musim hujan.
Budidaya Tanaman
1.       Varietas yang dianjurkan
Varietas yang dapat digunakan untuk budidaya cabai merah antara lain Lembang-1, Tanjung-2, Hot Chilli, Hot Beauty dan lain sebagainya. Kebutuhan benih sebesar 250-350 g/ha.
2.       Persemaian
Sebelum disemai, benih direndam dahulu dalam air hangat (500C) atau larutan Previcur N (1 cc/l) selama satu jam. Benih disebar merata pada bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah dan pupuk kandang/kompos (1:1), kemudian ditutup dengan daun pisang selama 2-3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan/atap dari screen/kasa/plastic transparan kemudian persemaian ditutup dengan screen untuk menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan ke dalam bumbunan daun pisang/pot plastic dengan media yang sama (tanah dan pupuk kandang steril). Penyiraman dilakukan setiap hari.  Bibit siap ditanam di lapangan setelah berumur 4-5 minggu.
3.       Pengolahan Lahan
Lahan kering/tegalan
Lahan dicangkul sedalam 30-40 cm sampai gembur kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, dan jarak antar bedengan 30 cm. Lubang tanam dibuat dengan jarak tanam (50-60 cm) X (40-50 cm) atau 50 cm x 70 cm, sehingga dalam tiap bedengan terdapat 2 baris tanaman.
Lahan sawah
Tanah dicangkul sampai gembur kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1,5 m dan antara bedengan dibuat parit sedalam 50 cm dan lebar 50 cm. Dibuat lubang tanam dengan jarak tanam 50 cm x 40 cm. Bila pH tanah kurang dari 5,5 dilakukan pengapuran menggunakan Kaptan/Dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha pada 3-4 minggu sebelum tanam (bersamaan dengan pengolahan tanah dengan cara disebar di permukaan tanah dan diaduk rata).
4.       Pemupukan
Pupuk dasar diberikan berupa pupuk kandang kuda atau sapi sebanyak 20-40 ton/ha dan pupuk buatan TSP 200-225 kg/ha diberikan sebelum tanam.
Pupuk susulan berupa urea 100-150 kg/ha, ZA 300-400 kg/ha, dan KCl 150-200 kg/ha diberikan 3 kali pada umur 3,6 dan 9 minggu setelah tanam.
Untuk tanaman cabe yang ditanam secara tumpangsari dengan kubis atau tomat, pupuk kandang 30-40 ton/ha dan NPK 15:15:15 sebanyak 700 kg/ha diberikan seminggu sebelum tanam dengan cara disebar dan diaduk secara rata dengan tanah. Pupuk susulan diberikan dalam bentuk pupuk NPK 15:15:15 yang dicairkan (1,5-2 g/l air), dengan volume semprot 4.000 l larutan/ha. Pupuk tersebut diberikan mulai umur 6 minggu sebelum tanam dan diulang tiap 10-15 hari sekali.
5.       Pemeliharaan
Penyulaman dilakukan paling lambat 1-2 minggu setelah tanam untuk mengganti bibit yang mati atau sakit. Pengairan diberikan dengan cara digenangi atau dengan disiram perlubang. Penggemburan tanah atau pendangiran dilakukan bersamaan dengan pemupukan kedua atau pemupukan susulan. Pemberian ajir  dilakukan untuk menopang berdirinya tanaman. Tunas air yang tumbuh di bawah cabang utama sebaiknya dipangkas.
6.       Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
OPT penting yang menyerang tanaman cabai antara lain kutu kebul, thrips, kutu daun, ulat grayak, ulat buah, lalat buah, antraknose, penyakit layu, virus kuning, dsb. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
-    Penggunaan border 4-6 baris jagung
-    Penggunaan musuh alami (predator: Menochilus sexmaculatus)
-    Penggunaan perangkap (kuning, methyl eugenol)
-    Penggunaan pestisida nabati
-    Penggunaan pestisida kimia sesuai kebutuhan dengan dosis yang sesuai petunjuk.
7.       Panen dan pasca panen
Cabai merah dapat dipanen pertama kali pada umur 70-75 hari setelah tanam di dataran rendah dan pada umur 4-5 bulan di dataran tinggi, dengan interval panen 3-7 hari. Buah rusak yang disebabkan oleh lalat buah atau antraknos sebaiknya langsung dimusnahkan. Buah yang akan dijual segar sebaiknya dipanen matang. Buah yang dikirim untuk jarak jauh dipanen matang hijau. Buah yang akan dikeringkan dipanen setelah matang penuh.
Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah cabai merah yang sehat, bentuk normal dan baik dengan buah yang kualitasnya tidak baik. Pengemasan cabai untuk transportasi jarak jauh sebaiknya menggunakan kemasan yang diberi lubang angin yang cukup atau menggunakan karung jala. Apabila hendak disimpan sebaiknya disimpan di tempat penyimpanan yang kering, sejuk dan cukup sirkulasi udara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar