Sebelum
lebih jauh tentang penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) ini, ada pertanyaan dari
saya,kenapa sih banyak OPT/penyakit yang selalu membayangi di pertanaman padi?
Nah..hal ini banyak faktornya, antar lain makanan selalu tersedia di alam,
lingkungan makro & mikro mendukung, kesalahan dalam identifikasi hama &
diagnosis penyakit, atau juga kesalahan dalam teknik pengendalian. Berikut ini
tulis sedikit tentang identifikasi dan pengendalian HDB. Hawar Daun
Bakteri merupakan penyakit bakteri yang tersebar luas dan menurunkan hasil
sampai 36%. Penyakit terjadi pada musim hujan atau musim kemarau yang basah,
terutama pada lahan sawah yang selalu tergenang, dan dipupuk N tinggi (>250
kg urea/ha).
Gejala Dibedakan Menjadi 2 Golongan
1. GEJALA
KRESEK / LAYU DAUN
Terjadi pada tanaman muda (umumnya
muncul pada 1 – 6 minggu set gejala
dibedakan menjadi 2 golongan elah tanam)
Gejala awal : tepi daun / bagian
daun berupa garis bercak kebasahan. Bercak selanjutnya meluas berwarna
hijau keabuan, seluruh daun menjadi keriput dan akhirnya layu seperti tersiram
air panas.
Gejala kresek merupakan gejala yang
paling merusak.
2. Hawar
Terjadi pada tanaman dewasa
Gejala awal berupa bercak kebasahan pada satu atau kedua
sisi daun beberapa cm dari ujung daun.
Bercak meluas berwarna hijau keabuan, kebasahan, daun
menggulung, mengering dengan warna abu-abu keputihan.
Luka nampak pertama kali seperti garis-garis yang mengandung
air pada batas daun
Faktor-Faktor Yg Mempengaruhi
Perkembangan Penyakit HDB
1) Kelembaban
tinggi
2) Kondisi
hujan disertai angin
3) Pemberian N
secara berlebihan
OPERASIONAL PENGENDALIAN PENYAKIT HDB (Hawar Daun Bakteri)
1. Pemilihan
Lokasi Dan Waktu Tanam
Informasi sebaran ras blas dan strain
bakteri patogen (pemetaan)
Waktu kritis tidak pada waktu basah (
Lama pengembunan), puncak sebaran spora/bakteri
2. Penggunaan
Varietas Tahan
Informasi grouping varietas sesuai
dengan ras blas/ strain bakteri
3. Penggunaan
Benih Sehat
Perlakuan benih dengan kaporit/ air garam, benih tenggelam
indikator sehat
4. Pola Bercocok
Tanam Interplanting
Penanaman campuran varietas yang
sifat genetik berbeda
5. Sanitasi
Lingkungan
Pembersihan saluran irigasi dari
gulma ( l. hexandra, P repens, E. crusgalli)
Pembersihan singgang/ jerami bergejala
6. Manipulasi
Lingkungan
Sistem tanam legowo, mengatur mikro
klimat
Pengairan berselang 3 – 6 kali sehari,
memperbaiki aerasi tanah
7. Pemupukan
Penggunaan pupuk organik yang
matang ( Kompos Fermentasi )
Penggunaan pupuk berimbang
Aplikasi pupuk K
PENGENDALIAN
PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI
Pratanam
·
Sanitasi
tanaman inang
·
Pemilihan
varietas tahan sesuai sebaran ras
Pesemaian
·
Penggunaan
benih sehat
·
Sanitasi
inang pada saluran irigasi
·
Hindari
penggenangan terlalu dalam
Tanaman Muda
(Tanam – Anakan maksimum)
·
Pemupukan
berimbang sesuai anjuran setempat
·
Sanitasi
rerumputan sumber patogen
·
Pengeringan
lahan secara berkala, yaitu 1 hari diairi dan 3-4 hari dikeringkan, terutama
pada daerah endemik serangan penyakit
PEMANFAATAN
AGENS ANTAGONIS
Bakteri
antagonis Corynebacterium untuk HDB ( Hawar daun Bakteri )
Dosis 5 cc/lt
(populasi 106 Cfu/ml), Volume 500 lt/ha; waktu perendaman benih, pesemaian dan
pertanaman ( 14 hst, 28 hst, 42 hst)
Pengendalian
dengan Corynebacterium
Perlakuan Benih : perendaman benih dg suspensi bakteri
antagonis 5 ml/lt air
Persemaian : penyemprotan suspensi bakteri
antagonis 5 ml/lt air scr merata
Pertanaman :
-
14 hst : 5 ml/lt air dg volume semprot 500 lt
-
28 hst : 5 ml/lt air dg volume semprot 500 lt
-
42 hst : 5 ml/lt air dg volume semprot 500 lt
- 56 hst : 5
ml/lt air dg volume semprot 500 lt
Demikian sedikit tentang pengendalian HDB pada tanaman padi, semoga dapat bermanfaat untuk kemajuan pertanian kita....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar