Minggu, 05 April 2015

Konsep dan Prinsip "SRI"


Siapa yang belum kenal dengan Sri? Bukan Sri yang minggat itu lho… SRI atau System of Rice Intensification  adalah cara budidaya tanaman yang intensif dan efisien dengan proses manajemen sistem perakaran yang berbasis pada pengelolaan yang seimbang pada tanah, tanaman dan air. Pada mulanya metode SRI dilakukan oleh petani Madagaskar yang dilatarbelakangi keterbatasan air dan kendala kekeringan, kemudian sistem ini dikombinasikan dengan upaya budidaya khusus lainnnya. 

Dalam budidaya padi, perlu diperhatikan interaksi padi dengan lingkungan sekitarnya terutama mikroba yang menjadi unsur pendukungnya. Jadi, penanaman padi tidak hanya ditinjau dari skala manusia tapi juga dari skala mikroba. Proses yang berlangsung dalam skala kecil pada bioreaktor akan menjamin efektifitas dan efisiensi penggunaan bahan akan semaksimal mungkin.
Konsep Process Intensification kedua adalah using less to produce more yang diwakili oleh metode penanganan bibit dan penanaman padi yang memanfaatkan sumberdaya seminim mungkin. Hal ini tidak dapat berdiri sendiri, karena disisi lain untuk meningkatkan produktivitas maka harus ada elemen produksi yang meningkat. Peningkatan kualitas lahan, bibit serta proses bioreaktor sangat penting agar hal ini tercapai, kata Pratama, 2004 lho….
Konsep POD adalah bagaimana produksi harus sesuai dengan permintaan. Dalam SRI, produksi yang dimaksud adalah nutrisi, cahaya matahari, udara, dan bahan lainnya. Produksi kebutuhan padi akan sesuai dengan kebutuhan padi saat itu, tidak berlebihan dan juga tidak kurang (Pratama, 2004).

Prinsip Utama Sri :
-    Penanaman bibit muda (7-10 hari setelah berkecambah)
-     Jarak penanaman yang lebar (minimal 25cm x 25 cm, 1 bibit per titik)
-     Menghindari trauma pada bibit saat penanaman (penanaman maksimal 30 menit setelah bibit di ambil dari penyemaian)
-    Penanaman padi secara dangkal
-     Manajemen air (tanah dijaga terairi dengan baik, tidak terus menerus direndam dan penuh, hanya lembab)
-     Meningkatkan aerasi tanah dengan pembajakan mekanis
-    Menjaga keseimbangan biologi tanah (penggunaan pupuk dan pestisida organik)
Menurut pengalaman beberapa petani, produksi gabah metode SRI dapat mencapai 7-11 ton GKP/ha, hal ini disebabkan banyaknya tunas produktif per rumpun (45-75 tunas anakan per rumpun). Informasi lain menyatakan jumlah anakan/rumpun dapat mencapai 92 anakan/rumpun, hasil metode SRI sangat memuaskan. Metode SRI minimal menghasilkan panen lebih banyak dibandingkan metode yang biasa dipakai petani. Dilain pihak, budidaya padi dengan metoda SRI disamping dapat menghemat kebutuhan air dapat juga menghemat penggunaan input produksi. Produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang lebih tinggi karena tidak menggunakan input sintesis.
Secara keseluruhan budidaya tanaman padi metode SRI dapat menghemat penggunaan air irigasi. Akibat penghematan tersebut dapat digunakan memperluas lahan yang diairi sebesar 22,60 % - 48,31 %. Selain itu budidaya tanaman padi dengan metode SRI dapat meningkatkan kesuburan tanah karena tanah banyak mengandung bahan organik, tidak terjadi pencemaran lingkungan akibat limbah penggunaan bahan kimia sintetik dan dapat meningkatkan kesehatan manusia yang mengkonsumsi produk tanaman padi dari hasil metode SRI .
SRI hanya mengubah cara petani dalam mengelola tanaman, tanah, air dan nutrient. Perubahan ini mengurangi penggunaan air, biaya produksi serta meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Keuntungan ini hasil dari (a) peningkatan pertumbuhan dari sistem akar, dan (b) meningkatkan berlimpahnya dan beragamnya organisme tanah, yang memberikan kontribusi pada produktivitas tanaman.
Kendala yang dihadapi dalam metode SRI antara lain: 1) metode SRI adalah cara baru (walaupun tidak benar-benar baru) sehingga perlu waktu untuk dapat diadopsi petani, 2) penanaman satu bibit perlubang dan umur bibit relatif muda merupakan kesulitan, 3) ketersediaan bahan organik termasuk teknologi pembuatan pupuk organik dan kemampuan petugas/penyuluh
(dari berbagai sumber)

Semoga bermanfaat.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar