Semua petani pasti menginginkan hasil panen padi yang
memuaskan. Berbagai usaha telah banyak dilakukan oleh petani, mulai dari
penggunaan varietas yang unggul, pupuk anorganik yang selalu ditambah dan juga
penyemprotan pestisida dilahannya,, yang kadang-kadang, walaupun tidak ada hama
atau hama hanya sedikit saja, petani tetap menyemprot pestisida pada tanaman
padinya. Hal tersebut saya jumpai ketika bertemu dengan petani dan tanya-tanya
sedikit pada petani tersebut, mereka biasanya melakukan penyemprotan tanaman
dengan pestisida walaupun sebenarnya keberadaan hama belum membahayakan. Dengan cara-cara tersebut walaupun mungkin
ada peningkatan hasil panen, namun tidak sebanding dengan biaya yang telah
dikeluarkan oleh petani.
Pada kesempatan kali ini, agritani akan membagi
pengalaman bagaimana cara agar hasil
panen padi yang kita budidayakan dapat memberikan hasil panen yang memuaskan.
Berikut cara-caranya:
1.
Kondisi lahan/sawah
Maksudnya buat kondisi lahan agar sehat dan subur dengan cara
mengembalikan jerami ke sawah, akan sangat lebih baik jika sebelum dikembalikan
ke sawah, jerami diolah dahulu menjadi pupuk kompos ataupun bokashi. Kemudian
gunakan pupuk organik yang cukup dan pupuk anorganik yang tidak berlebihan
alias seperlunya saja. Misalnya untuk mengetahui keperluan pupuk urea (N) dapat
digunakan Bagan Warna Daun (BWD). Selain itu untuk membuat lahan menjadi sehat
dan subur, hindari penggunaan obat-obatan kimia.
2.
Menggunakan pupuk organik.
Pupuk
organik di sini bermacam-macam jenisnya, bisa beli dipasaran namun akan lebih
baik jika pupuk organik ini buatan sendiri. Fungsi pupuk organik adalah untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Dengan memberikan pupuk organik juga berarti
memberikan makanan bagi mikoorganisme di dalam tanah, sehingga semakin lama
jumlah mikroorganisme akan semakin banyak, penguraian dan penyerapan unsure
hara sebagai makanan bagi tanaman dapat optimal.
Aplikasi
di lapangan pupuk kompos atau bokashi
tsb disebar ke permukaan sawah. Kemudian buat larutan 5 liter PGPR + 5 liter
EM4 + pupuk hayati cair (bisa beli di pasaran
seperti Bio Extrim, Biosugih, Superfarm dll) ditambahkan 200 liter air.
Selanjutnya disemprotkan ke permukaan sawah.
Setelah itu, baru tanah disingkal. Setelah selesai, dibiarkan selama 7
hari agar mikroorganisme yang jumlahnya milyaran tsb bekerja dengan maksimal.
Setelah
7 hari, baru sawah dibajak. Hasilnya kompos jerami tsb sudah hancur . Setelah
itu dibiarkan selama 7 hari pula. Sawah pun siap ditanami,,,
3.
Penggunaan Mikro Organisme Lokal
Gunakan MOL (mikro organism local) sepuluh hari sekali, dengan
masing-masing mol yang berbeda karena masing-masing bahan mol juga mempunyai
mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman
dan mengandung hormon pertumbuhan yang berbeda-beda seperti auksin dan
giberelin. .
Umur 10 HST semprot dengan mol
daun gamal
Umur 20 HST semprot dengan mol Rebung bambu
Umur 30 HST semprot dengan mol bonggol pisang
Umur 40 HST semprot dengan mol buah maja
Umur 50 HST semprot dengan mol pisang
Umur 60 hari semprot dengan mol cengkir
4.
Penggunaan pestisida nabati dan Agensia Hayati
Penggunaan
agen hayati diyakini memiliki kelebihan karena sesuai dengan prinsip
keseimbangan ekosistem. Memanfaatkan musuh alami dari hama dan penyakit
pengganggu tanaman pertanian. Sebagai contoh pengalaman sendiri dalam
pengendalian penyakit kresek pada tanaman padi saya menggunakan corynebacterium. Agen hayati lain
misalnya untuk mengendalikan wereng coklat dan walang sangit dapat digunakan agen
hayati Beauveria bassiana.
5.
Mengadopsi prinsip-prinsip SRI
Prinsip-prinsip
SRI tersebut yaitu:
Penanaman bibit muda (7-10 hari setelah
berkecambah)
Jarak penanaman yang lebar (minimal 25cm x 25 cm,
1 bibit per titik) atau dengan jajar legowo
Menghindari trauma pada bibit saat penanaman
(penanaman maksimal 30 menit setelah bibit di ambil dari penyemaian)
Penanaman padi
secara dangkal
Manajemen air
(tanah dijaga terairi dengan baik, tidak terus menerus direndam dan penuh,
hanya lembab)
Menjaga keseimbangan biologi tanah (penggunaan
pupuk dan pestisida organik)
Dengan
prinsip-prinsip SRI yang dipadu dengan penggunaan pupuk organic, mol, pupuk
hayati dll maka insyaallah hasilnya akan memuaskan.
6.
Pengaturan Jarak Tanam
Jarak tanam sangat berpengaruh terhadap jumlah populasi tanaman. Untuk
mendapatkan jumlah tanaman yang banyak tetapi pertumbuhan tanaman tetap bagus
pakailah jarak tanam system jajar legowo, bisa dengan model 2:1, 3:1 ataupun
model 4:1. Agritani sendiri lebih cocok menggunakan jajar legowo 2:1 dengan
jarak tanam (25 x 12,5) x 50 cm. Dengan model ini pertumbuhan tanaman tetap
bagus dengan penambahan jumlah rumpun sekitar 30%. Jika mau menggunakan model lain ya silakan
saja. Gunakanlah model jajar legowo yang cocok di daerah anda.
Dengan cara-cara tersebut Insyallah, hasil panen padi yang
didapatkan akan memuaskan. Berdasarkan pengalaman penulis dengan salah satu
petani, pada musim tanam yang lalu (MT II 2015) hasil yang didapatkan 12 ton
GKP per hektar. Semoga tulisan ini dapat menambah referensi pembaca semua dan
dapat bermanfaat khususnya bagi petani-petani di manapun berada.. aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar