Dalam pengendalian hama secara terpadu (PHT) aplikasi
pestisida adalah jalan terakhir yang akan ditempuh jika komponen pengendalian
lain tidak dapat membantu. Sebelum menggunaka pestisida untuk mengendalikan
hama, petani perlu mengetahui terlebih dahulu perbedaan antara serangga hama
dan musuh alami efektivitas musuh alami sebagai pengendali hama padi bergantung
pada populasi selain lokasi, waktu, dan paraktek budi daya tanaman.
Keseimbangan alami antara serangga hama dan musuh alaminya antara serangga hama dam musuh alaminya sering diganggu oleh penggunaan racun serangga yang tidak tepat. Meskipun dalam keadaan tertentu insektisida masih kita perlukan, namun penggunaannya harus secara bijaksana agar dapat menyelamatkan dan melestarikan kehidupan alami yang sangat peka teresebut.
Keseimbangan alami antara serangga hama dan musuh alaminya antara serangga hama dam musuh alaminya sering diganggu oleh penggunaan racun serangga yang tidak tepat. Meskipun dalam keadaan tertentu insektisida masih kita perlukan, namun penggunaannya harus secara bijaksana agar dapat menyelamatkan dan melestarikan kehidupan alami yang sangat peka teresebut.
Patogen.
Berbagai jasad renik dapat menyebabkan infeksi dan membunuh
hama padi. Kelompok jasad renik utama adalah cendawan, virus dan bakteri,
Nematoda dan beberapa organism lain juga ada yang bersifat demikian.
Cendawan sejauh ini adalah merupakan pathogen yang paling
penting pada beberapa wereng daun dan wereng batang padi. Tidak jarang kita
dapatkan adanya ledakan cendawan spp yang menyebabkan infeksi dan mematikan
sekitar 90-95 % populasi wereng batang padi coklat di lapangan.
Virus cendawan sering mengendalikan ulat hama. Dari kelompok
ini yang paling penting adalah virus nuclear polihidrosis dan virus granulosis.
Ulat ulat yang terinfeksi virus berhenti makan dan tubuhnya berisi semacam
cairan. Tubuhnya menjadi lembek dan kemudian mati sering kita lihat bergantung
pada tanaman padi. Virus semacam ini dilaporkan hampir ada pada setiap jenis
hama ulat padi. Kita pernah mengamati adanya wabah virus hama pada populasi
hama penggulung daun dan ulat grayak/ulat tanah.
Wabah penyakit pada hama ulat yang sangat mengesankan adalah
yang disebabkan oleh cendawan Nomuraea rileyi. Kita telah mencatat suatu wabah
cendawan tersebut pada populasi hama pemakan daun. Dalam beberapa keadaan
populasi ulat pemakan daun tidak pernah mencapai kerusakan ekonomis disebabkan
karena adanya cendawan tersebut.
Penyakit atau patogen hama dapat diproduksi secara masal dengan biaya murah dalam bentuk cairan atau tepung, yang dalam pelaksanaannya dilapangan dapat disemprotkan seperti kita menggunakan insektisida yang biasa.
Penyakit atau patogen hama dapat diproduksi secara masal dengan biaya murah dalam bentuk cairan atau tepung, yang dalam pelaksanaannya dilapangan dapat disemprotkan seperti kita menggunakan insektisida yang biasa.
Jenis – jenis patogen.
Cendawan penyakit (Metarhizium anisopliae (Metchnikoff)
Sorokin). Cendawan Metarhizium menginfeksi wereng, kepinding dan kumbang. Spora
hinggap di badan suatu serangga, pada kelembaban yang tinggi dan lama, sehingga
dapat berkecambah dan tumbuh di dalam badan serangga. Cendawan yang tumbuh
didalam serangga inang akan memakan isi badan inangnya. Bila serangga inang
mati, kemudian cendawan akan berkembang. Pertama-tama akan tumbuh sesuatu yang
berwarna putih pada sambungan badan inang seperti Nampak pada kepinding hitam
bila spora terbentuk, cendawan berubah menjadi hijau gelap apabila cendawan itu
adalah M. anisopliae atau berubah menjadi hijau muda bila cendawan itu M.
flavoviride. Cendawan yang terakhir itu memarasit wereng daun zig zag spora
yang berkembang dari inang yang mati akan tersebar ke inang yang baru oleh
bantuan angina tau air.
Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin. Beauveria bassiana
merupakan suatu cendawan yang menyerang wereng batang, wereng daun, penggerek
batang, penggulung daun, kepinding padi dan kepinding hitam. Cendawan ini
terdapat di semua lingkungan padi. Seperti cendawan penyakit lain , B. bassiana
memerlukan kelembababan yang tinggi dan lama untuk tumbuhnya spora-spora yang
terbawa oleh angina tau air. Cendawan ini akan menyerang jaringan yang lunak
dan cairan tubuh inangnya, kemudian tumbuh keluar dari tubuh inang bila siap
mengahasilkan spora kembara. Spora itu kelihatannya seperti kapur putih pada
tubuh wereng batang coklat atau kepinding padi.
Hirsutella merupakan suatu cendawan yang menyerang wereng
batang dan wereng daun. Setelah cendawan masuk ke dalam badan inang dan memakan
jaringan dalamnya, ia tumbuh keluar sebagai benag filament yang panjang. Semula
berwarna putih kotor kemudian berubah menjadi kelabu. Spora cendawan yang dapat
menyebar dan menginfeksi dihasilkan oleh filament tersebut.
Nomuraea.
Adalah suatu cendawan dengan spora hijau pucat. Cendawan
tersebut menyerang larva penggerek batang, penggulung daun, ulat berambut
hijau, ulat grayak dan hama putih. Pada infeksi tahap awal, larva yang
terserang oleh Nomuraea menjadi berwarna putih. Beberapa hari kemudian
spora-spora jamur akan terbentuk dan ulat yang terserang berubah warna menjadi
hijau pucat.
Virus nuclear polyhedrosis biasanya menyerang ulat grayak
dan ulat tanah. Larva menjadi terinfksi karena memakan daun yang mengandung
virus. Apabila virus telah menyebar dalam tubuh inang. Akibatnya, inang menjadi
lamban dan berhenti makan. Selanjutnya larva berubah menjadi keputihan kemudian
berwarna kegelapan serta posisi badan seakan akan menggantung pada daun –daun
padi cairan yang keluar dari badan larva mencemari daun-daun sekitarnya dan
melanjutkan edaran (siklus) penyakit.
Virus Granulosis menyerang larva ngengat dan kupu-kupu.
Seperti halnya virus nuclear polyhedrosis, setelah larva inang memakan daun
yang sudah tercemar virus grakannya menjadi lambat dan akhirnya berhenti makan.
Setelah 1 sampai 2 minggu, tubuh menjadi berkeriput, member kenampakan beruas
seperti larva ulat jengkal coklat larva yang telah terinfeksi virus berubah
menjadi kuning, jingga, dan hitam kemudian larva menjadi lunak. (Penulis
:Suwarna- Penyuluh Pertanian Pusat).
Sumber :
1. B.M. Shepard, A.T. Barrion, dan J.A. Litsinger, " Musuh Alami Hama Padi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor . Tahun 2011.
1. B.M. Shepard, A.T. Barrion, dan J.A. Litsinger, " Musuh Alami Hama Padi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor . Tahun 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar