Selasa, 21 Juni 2016

Musuh Alami Hama Padi Jenis Predator (Pemangsa)



Kalau kita amati di pertanaman padi, banyak kita jumpai beranekaragam jenis serangga, ada belalang, wereng, capung, katak, keper, ulat, laba-laba dan lain sebagainya. Apakah semua serangga-serangga tersebut merupakan hama bagi tanaman padi? nah... ini mungkin yang perlu dipahami oleh rekan-rekan petani kita. Karena dari beberapa pengalaman, jika kelihatan ada belalang di tanaman padi nya, rekan petani kita sudah buru-buru membeli insektisida untuk membasminya. Memang, setelah kita semprot dengan insektisida, sepertinya rasanya plong, puas,... (pasti gak ada lagi belalang nih...). Namun, pernahkah kita mengamati setelah penyemprotan kalo belalang tadi telah mati kena semprot kita?

Hama mempunyai kemampuan berkembang biak yang tinggi guna mengimbangi adanya tingkat kematian tinggi  pula dalam mengahadapi alam. Misalnya satu induk wereng batang coklat padi sebtulnya dapat menghasilkan banyak keturunan, tetapi karena bekerjanya predator sehingga hanya 1 atau 2 dewasa yanga dapat hidup setelah satu generasi. Bukanlah sesuatu yang luar biasa bila terjadi mortalitas sebesar 98-99%. Kalau tidak demikian, tingkat kepadatan hama akan terjadi ledakan.

Musuh alaminya juga mempunyai musuhnya sendiri di alam. Setiap jenis parasit atai predator juga mempunyai predator, parasit dan penyakitnya sendiri. Kebanyakan predator bersifat kanibalistik atau memakan temannya sendiri. Perilaku ini ada baiknya, karena dapat menjamin bahwa meskipun dalam keadaan tanpa mengsa di lapangan masih terdapat beberapa predator yang tetap hidup dan melanjutkan siklusnya.

Keseimbangan alami antara serangga hama dan musuh alaminya antara serangga hama dam musuh alaminya sering diganggu oleh penggunaan racun serangga yang tidak tepat. Meskipun dalam keadaan tertentu insektisida masih kita perlukan, namun penggunaannya harus secara bijaksana agar dapat menyelamatkan dan melestarikan kehidupan alami yang sangat peka teresebut.
Predator (Pemangsa) merupakan golongan makhluk hidup yang paling penting sebagai pengendali kehidupan oraganisme pada tanaman padi, tiap predator akan memakan banyak mangsa sepanjang hidupnya. Predator mempunyai bentuk yang sangat mudah dilihat kendatipun kerap kali/ada beberapa yang masih sulit dibedakan dengan hama yang banyak terdapat di sekitar tanaman padi. Beberapa jenis predator seperti laba-laba kerdil (Atypena Formosana), kumbang kubah (Micraspis hirashimai) , dan kumbang tanah (Ophionea nigrofasciata), mencari mangsa seperti wereng daun, wereng batang, ngengat dan larva penggerek batang serta ulat pemakan daun di pertanaman padi. Laba-laba lebih menyenangi mangsa yang bergerak kendatipun beberapa diantranya dapat menyerang kelompok telur. Banyak jenis laba-laba berburu mangsa hanya pada malam hari, sementara jenis yang lain membuat jala pernagkap kemudian dikumpulkan dalam jala tersebut sepanjang siang dan malam hari.

Banyak jenis kumbang, diantaranya belalang predatos dan jengkerik ternyata lebih menyukai mangsa berupa telur serangga. Tidak jarang dijumpai bahwa 80-90 % telur serangga hama tertentu menjadi makanan predator . Seekor laba-laba pemburu dewasa dapat menyerang 5-15 wereng batang padi coklat tiap hari. Kebanyakan pada tahap menjelang dewasa dan dewasa, predator memangsa serangga hama lebih banyak karena untuk perkembangan hidupnya. Predator lain, seperti kepinding air buas hidup pada permukaan air sawah. Apabila pada waktu serangga hama seperti wereng, larva kecil penggerek batang dan penggulung daun sedang berpencar, sehingga banyak yang jatuh dipermukaan air dan kemudian diserang oleh kepinding air buas atau predator lainnya.

Predator cenderung merupakan pemangsa yang umum dan sering juga menyerang spesies serangga berguna lainnya. Hal ini dapat terjadi terutama bila jumlah makanan yang tersedia terbatas. Namun pada umumnya predator akan memakan jenis serangga yang paling melimpah dijumpai pada pertanaman seperti serangga-serangga hama tanaman. Perlu disadari bahwa serangga hama secara ekonomis adalah baik untuk memelihara adanya populasi predator, sehingga dapat mencegah terjadinya ledakan hama yang menimbulkan kerusakan.

Untuk membiakan secara massal predator dan kemudian dilepaskan di sawah diperlukan biaya yang snagat mahal. Hal ini tidak perlu dilakukan karena sudah banyak predator ada disawah petani. Predator-predator  tersebut  dengan perlu dijaga keberadaannya, antara lain dengan cara mengurangi penggunaan  insektisida  yang  memiliki  daya  racun luas. Penggunaan insektisida sebaiknya dipilih jenis yang meracuni hama tanpa meracuni predator. 
Semoga bermanfaat... 
Sumber: cyber Extension

Tidak ada komentar:

Posting Komentar