Kerusakan tanaman
cabai akibat virus yang ditularkan lebih merugikan ketimbang hama kutu kebul
sendiri. Virus gemini dapat menyebabkan kegagalan panen hingga 100%. Sampai
kini tercatat 60 jenis virus yang ditularkan kutu kebul. Di antaranya, Gemini
virus, Clostero virus, Nepo virus, Carla virus, Poty virus dan Rod-shape DNA
virus. Kutu kebul merupakan hama yang sangat polifag dan menyerang berbagai
jenis tanaman. Tanaman yang menjadi inang utama kutu kebul tercatat sekitar 67
famili yang terdiri atas 600 spesies tanaman.
Mengenal Perkembangan Kutu Kebul
Umumnya tahapan perkembangan kutu
kebul dimulai dari stadia telur menjadi crawler atau nimfa 1 lalu menjadi nimfa
instar 2, 3 dan 4 yang disebut juga pupa. Akhirnya menjadi serangga dewasa atau
imago. Siklus hidup Bemisia tabaci, dari telur menjadi imago berlangsung selama
25 hari
Lama stadium telur rata-rata 5,8
hari. Stadium nimfa rata-rata 9,2 hari. Periode makan kutu kebul selama 30
menit dan masa inkubasi dalam serangan antara 10-11 hari tergantung kondisi
lingkungan/ekosistem hama tersebut. Sedangkan masa inkubasi dalam tanaman 10-20
hari. Nimfa menjadi imago selama 2-3 minggu, sedangkan imago dapat hidup selama
6 hari dan menghasilkan 30 telur. Telur biasanya diletakkan di permukaan bawah
daun, pada daun teratas (pucuk). Serangga betina lebih menyukai daun yang telah
terinfeksi virus mosaik kuning sebagai tempat meletakkan telur dari pada daun
sehat.
Kerusakan langsung pada tanaman karena imago dan nimfa yang menghisap cairan daun. Gejalanya bercak nekrotik pada daun. Ini terjadi karena rusaknya sel-sel dan jaringan daun, sehingga pertumbuhan daun terhambat. Ekskresi kutu kebul menghasilkan madu yang merupakan tempat tumbuhnya embun jelaga berwarna hitam. Hal ini menyebabkan proses fotosintesis tidak berlangsung normal. Periode kritis serangan kutu kebul saat cabai usia 7-42 hari, sehingga masa tersebut bisa disebut masa kritis terhadap serangan kutu kebul.
Trik Kendalikan Kutu Kebul
1. Gunakan bibit yang sehat dan
terbebas dari virus, serta varietas tahan virus
2. Cegah kutu kebul sejak persemaian
dengan menggunakan sistem persemaian tertutup.
3. Sanitasi lahan dengan menjaga
kebersihan lahan dari gulma yang bisa menjadi inang.
4. Berikan pupuk kompos yang mengandung
Trichoderma saat pemupukan dasar
5. Kutu kebul tertarik dengan warna
kuning, sehingga gunakan perangkap kuning yang terbuat dari kertas yang diolesi
dengan stempet atau silinder. Hal ini sangat membantu mengurangi populasi.
Pemasangan perangkap akan efektif jika dilakukan secara bersama-sama.
6. Gunakan tanaman perangkap seperti
jagung. Caranya, dengan menanami pinggir lahan dan beberapa baris di tengah
lahan cabai dengan jagung. Usahakan tanaman jagung sudah tumbuh setinggi
minimal 20 cm, ketika bibit cabai akan ditanam. Tanaman lain juga bisa menjadi
perangkap. Ingat, jangan gunakan tanaman yang menjadi inang virus.
7. Gunakan musuh alami untuk kutu kebul
seperti kumbang koksi dan lady beetle.
8. Lakukan rotasi/pergiliran tanaman
dengan tanaman bukan inang virus (terutama bukan dari famili solanaceae seperti
tomat, cabai, kentang, tembakau dan famili cucurbitaceae seperti mentimun).
9. Secara kimiawi dapat dikendalikan
dengan mengaplikasikan pestisida yang sudah terdaftar. Pestisida tersebut yang
berbahan aktif tiametoksam (Actara 25 WG), tiosiklam hydrogen oksalat (Eviset
50 SP), pimetrozin (Plenum 50 WG), imidakloprid (Movento Energy 240 SC).
10. Hindari peak season hama vector
(escape in time). Jika telah diketahui pada bulan-bulan tertentu populasi kutu
kebul berada pada puncaknya, sebaiknya waktu tanam diundur atau dimajukan.
Usahakan saat populasi kutu kebul tinggi, kondisi tanaman sudah berbuah
sehingga relatif tahan terhadap serangan virus dari kutu kebul.
Demikian cara mengendalikan kutu kebul pada tanaman cabe.
Semoga bermanfaat ya...
Sumber: Cyber Extention
Bagus sob artikel nya
BalasHapusKunjungan balik juga ya ke blog saya
www.bloggerpetanilampung.blogspot.com