Beberap hari yang lalu saya masih banyak menulis tentang hama dan penyakit pada tanaman padi. Kali ini topik yang akan saya tulis yaitu Hama Keong Mas. Hama
Keong Mas adalah salah satu hama yang mengakibatkan tingginya risiko gagal
panen pada tanaman padi. Hama ini, sebagian orang menyebutnya dengan siput
murbei, memakan batang dan daun padi berumur 15 hari. Tanaman padi yang
terserang bisa habis dari pucuk daun hingga ke batang padi muda. Akibatnya
tanaman menjadi merana bahkan mengalami gagal panen.
Perkembangan
hama ini sangat cepat, dari telur hingga menetas hanya butuh waktu 7 – 4 hari.
Disamping itu, satu ekor keong mas betina mampu menghasilkan 15 kelompok telur
selama satu siklus hidup (60 – 80 hari), dan masing – masing kelompok telur
berisi 300 – 500 butir. Seekor keong mas dewasa mampu menghasilkan 1000 – 1200
telur per bulan. Padi yang baru ditanam sampai 15 hari setelah tanam mudah
dirusak keong mas, keong mas bahkan dapat mengkonsumsi seluruh tanaman muda
dalam satu malam. Tanda spesifik lain pada pertanaman padi yang terserang hama
ini adalah adanya rumpun yang hilang serta adanya potongan daun yang mengambang
dipermukaan air.
Keong
mas memakan tanaman padi muda yang baru ditanam serta dapat menghancurkan
tanaman pada saat pertumbuhan awal. Serangan keong mas yang parah dapat
mengakibatkan tanaman padi yang baru di tanam habis total. Saat-saat penting
untuk mengendalikan keong mas adalah pada 10 hari pertama untuk padi tanam
pindah dan sebelum tanaman berumur 21 hari pada sistem tabela. Setelah umur
tersebut, tingkat pertumbuhan tanaman biasanya lebih tinggi daripada tingkat
kerusakan akibat keong Mas.
PENGENDALIAN KEONG MAS SECARA AMAN
1. Pengambilan keong mas secara
langsung dengan tangan dari sawah pada pagi dan sore hari ketika keong dalam
keadaan aktif dan mudah diambil. Selanjutnya keong mas ini bisa dimanfaatkan untuk bahan pembuatan Mol Keong Mas
2. Menggunakan tumbuhan yang mengandung
racun bagi keong mas. Misalnya daun sembung (Blumea balsamifera), daun/akar
tuba, daun eceng gondok (Monochoria vaginalis), daun tembakau (Nicotiana
tabacum), daun calamansi atau jeruk (Citrus microcarpa), daun mabuhay
(Tinospora rumphii), dan cabai merah. Selain itu, beberapa tanaman lain yang
juga dapat digunakan untuk memberantas keong mas adalah starflower (Calotropis
gigantis), nimba (Azadirachtha indica), dan asyang (Mikania cordata) yang
mengandung bahan yang dapat membunuh keong mas. Berbagai tumbuhan tersebut
dianjurkan diaplikasikan sebelum penanam padi. Saluran kecil dibuat agar keong
mas berada di dalam saluran tersebut dan selanjutnya di atas saluran tersebut
tempatkan tumbuhan yang disebutkan di atas.
3. Menggunakan atraktan seperti daun
talas (Cococasia esculenta), daun pisang (Musa paradisiaca), daun pepaya
(Carica papaya), bunga terompet, dan koran bekas, supaya mudah mengumpulkan
keong tersebut. Daun sebagai atraktan diletakkan dalam petakan sawah secara
berjejer, berjarak 1-2 meter antar umpan, yang dilakukan sebelum panen sampai 5
minggu setelah tanam. Jumlah atraktan sebagai umpan yang diperlukan sekitar 40
kilogram per hektare. Tinggi air di sawah disarankan sekitar 5-10 centimeter
(BP2TP NAD, 2004).
4. Pagar plastik dapat digunakan untuk
mencegah masuknya keong mas ke dalam areal persawahan.
5. Menancapkan ajir bambu sebagai
perangkap telur di sawah yang selalu tergenang atau pada saluran pengairan
untuk menarik keong mas dewasa bertelur.
6. Mempertahankan air agar tidak
terlalu tinggi (2-3 centimeter) mulai 3 hari tanam
7. Mempergunakan varietas yang beranak
banyak dan kurang disukai keong mas seperti PSB, Rc36, Rc38, Rc40, dan Rc 68.
8. Beberapa predator keong mas adalah
burung dan itik, kura-kura, ikan serta insekta. Penggembalaan itik di lahan
persawahan, merupakan pengendalian yang efektif, dengan tanpa merusak padi yang
telah ditanam. Sistem ini dikenal oleh masyarakat dengan sebutan ISG (itik
sistem gembala). Penebaran jenis ikan tertentu yang dapat memakan keong mas
(dan juga telurnya) akan memberikan keuntungan dalam pengendalian populasi
keong tersebut. Jenis ikan-ikan yang mampu memakan keong mas ataupun juga telur
keong mas tersebut antara lain Botia sp; Tetraodon sp; Bunocephalus sp., dan
Leiocassis sp (sejenis lele-lelean); kelompok Cichlidae , kelompok gurami
(gurami, sepat), beta, dan lain-lain. Sistem ini telah lama dikenal masyarakat
Indonesia dengan nama mina-padi. Pada sistem ini, manajemen air untuk memberi
kemungkinan dapat memakan telur juga mesti dilakukan, sehingga peluang menetas
dan berkembang biak keong dapat diputuskan.
Semoga bermafaat..
keong mas bingung sebainya keong racun
BalasHapus