Minggu, 06 Maret 2016

“Entomopatogen”, Agen Hayati / Insektisida Biologi

                                                           Beberapa tahun belakangan ini para petani kita sepertinya sudah mulai mengenal kata-kata organik, pestisida nabati, mol dan agensia hayati. Di dunia yang penuh dengan polusi ini, pertanian organik perlu untuk diterapkan secara luas. Pertanian organik selain baik bagi kesehatan dan ramah sosial, juga tidak merusak lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia, pupuk buatan, dan rekayasa genetik. Salah satu komponen dalam pertanian organik misalnya dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman.

Sejujurnya, bila  kita Tanya kepada rekan  petani, bagaimana cara mereka mengendalikan atau memberantas hama dan penyakit yang menyerang tanaman mereka,  hampir pasti rekan-rekan petani kita menjawab dengan obat-obat kimia (mungkin lebih tepat dengan kata racun)  tertentu. Sangat sedikit rekan petani yang menggunakan agen hayati.
Mungkin..ketersediaan di toko-toko pertanian juga belum seramai racun-racun kimia.
Untuk meramaikan khasanah pertanian organik, agritani bekerjasama dengan mitra mengeluarkan produk Agensia Hayati yang bernama Entomopatogen.

Entomopatogen merupakan formula insektisida biologi terbaik yang ramah lingkungan , berfungsi untuk mengendalikan hama pengganggu tanaman, antara lain ngengat, larva, ulat, wereng, belalang, uret, trips, aphis dll.

Kandungan yang terdapat dalam Entomopatogen antara lain:

     1.    Beauveria bassiana  :  Cara cendawan Beauvaria bassiana menginfeksi tubuh serangga dimulai dengan kontak inang, masuk ke dalam tubuh inang, reproduksi di dalam satu atau lebih jaringan inang, kemudian kontak dan menginfeksi inang baru. Serangga yang terserang jamur Beauveria bassiana akan mati dengan tubuh mengeras seperti mumi dan jamur menutupi tubuh inang dengan warna putih. 
                                              

      2.    Metharizium Anisopleae: efektif mengendalikan wereng coklat/hijau, walang sangit, belalang hijau dan kepinding tanah.
                                 

     3.    Bacillus thuringiensis          : Bacillus thuringiensis berbentuk sel batang dengan ukuran lebar 1,0-1,2 mikron dan panjang 3-5 mikron, membentuk delta-endospora, dan membentuk suatu rantai yang terdiri dari 5-6 sel dan berwarna merah ungu. Bacillus thuringiensis menghasilkan kristal protein yang disebut dengan toksin Bt yang beracun bagi ulat dan ngengat (Madison, 2009).
                                 

      4.    Verticilium lecanii     : untuk mengendalikan hama penghisap polong pada kedelai (Riptortus linearis) , dapat menginveksi nimfa dan kepik dewasa serta telur masing-masing 80% dan 60%


 Aturan Pakai
     1.    Buat larutan dengan dosis 5ml/liter air.
     2.    Semprotkan pada tanaman yang terserang hama. Penyemprotan sebaiknya dilakukan   pada sore hari dengan interval 2 minggu sekali.
     3.    Hindari pencampuran dengan racun kimia

Info Produk : Kemasan  1 Liter
                       Harga        Rp. 60.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar