Beberapa
tahun belakangan ini para petani kita sepertinya sudah mulai mengenal kata-kata
organik, pestisida nabati, mol dan agensia hayati. Di
dunia yang penuh dengan polusi ini, pertanian organik perlu untuk diterapkan secara
luas. Pertanian organik selain baik bagi kesehatan dan ramah sosial, juga tidak
merusak lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia, pupuk buatan, dan
rekayasa genetik. Salah satu komponen dalam pertanian organik misalnya dalam
pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Sejujurnya, bila kita Tanya kepada rekan petani, bagaimana cara mereka mengendalikan
atau memberantas hama dan penyakit yang menyerang tanaman mereka, hampir pasti rekan-rekan petani kita menjawab
dengan obat-obat kimia (mungkin lebih tepat dengan kata racun) tertentu. Sangat sedikit rekan petani yang
menggunakan agen hayati.
Mungkin..ketersediaan di toko-toko pertanian juga
belum seramai racun-racun kimia.
Untuk meramaikan
khasanah pertanian organik, agritani bekerjasama dengan mitra mengeluarkan
produk Agensia Hayati yang bernama Entomopatogen.
Entomopatogen merupakan formula
insektisida biologi terbaik yang ramah lingkungan , berfungsi untuk
mengendalikan hama pengganggu tanaman, antara lain ngengat, larva, ulat,
wereng, belalang, uret, trips, aphis dll.
Kandungan yang
terdapat dalam Entomopatogen antara lain:
1. Beauveria
bassiana : Cara cendawan Beauvaria bassiana
menginfeksi tubuh serangga dimulai dengan kontak inang, masuk ke dalam tubuh
inang, reproduksi di dalam satu atau lebih jaringan inang, kemudian kontak dan
menginfeksi inang baru. Serangga yang terserang jamur Beauveria bassiana
akan mati dengan tubuh mengeras seperti mumi dan jamur menutupi tubuh inang
dengan warna putih.
2. Metharizium Anisopleae: efektif mengendalikan wereng coklat/hijau, walang sangit, belalang
hijau dan kepinding tanah.
3.
Bacillus
thuringiensis : Bacillus thuringiensis berbentuk sel batang dengan ukuran lebar
1,0-1,2 mikron dan panjang 3-5 mikron, membentuk delta-endospora, dan membentuk
suatu rantai yang terdiri dari 5-6 sel dan berwarna merah ungu. Bacillus
thuringiensis menghasilkan kristal protein yang disebut dengan toksin Bt yang
beracun bagi ulat dan ngengat (Madison, 2009).
4.
Verticilium
lecanii : untuk mengendalikan hama penghisap polong pada kedelai (Riptortus
linearis) , dapat menginveksi nimfa dan kepik dewasa serta telur masing-masing
80% dan 60%
Aturan Pakai
1.
Buat
larutan dengan dosis 5ml/liter air.
2.
Semprotkan
pada tanaman yang terserang hama. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari
dengan interval 2 minggu sekali.
3.
Hindari
pencampuran dengan racun kimia
Info Produk : Kemasan 1 Liter
Harga Rp. 60.000
Info Produk : Kemasan 1 Liter
Harga Rp. 60.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar